Kerja Tidak Menghalangi Manusia untuk Tetap Berzikir


 

 

رُوِیَ عَنْ عَلیٍّ عَلَيهِ السَّلام قال:

وَ إِنَّ لِلذِّكْرِ لَأَهْلًا أَخَذُوهُ مِنَ الدُّنْيَا بَدَلًا فَلَمْ تَشْغَلْهُمْ تِجَارَةٌ وَ لَا بَيْعٌ عَنْهُ يَقْطَعُونَ بِهِ أَيَّامَ الْحَيَاةِ وَ يَهْتِفُونَ بِالزَّوَاجِرِ عَنْ مَحَارِمِ اللَّهِ فِي أَسْمَاعِ الْغَافِلِينَ.1

Diriwayatkan, Imam Ali as berkata: “Dan sesungguhnya zikir kepada Allah adalah untuk orang-orang yang tidak akan menukar zikir dengan dunia, dan tidak ada perjual-belian yang dapat menghalangi mereka dari zikir. Mereka melalui hari dengan berzikir, dan mereka senantiasa menyuarakan peringatan untuk menjauhi perbuatan haram di telinga orang-orang yang lalai.”

Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan hadis tersebut dan mengatakan, “Untuk zikir kepada Allah Swt, ada orang-orang khususnya tidak akan mengganti zikir dengan dunia, dan mereka tidak pernah terlepas dari zikir.”

“Lalu apakah orang-orang seperti ini juga tidak bekerja untuk dunia mereka? Tidak, mereka juga bekerja, berdagang, melakukan jual beli, akan tetapi itu semua tidak menghalangi mereka untuk tetap berzikir. Mereka bekerja namun pada saat yang sama mereka juga tidak pernah lalai untuk mengingat Allah Swt. Semua waktunya dihabiskan dengan zikir.”

“Selain itu, mereka juga mengingatkan orang yang melakukan haram dan lalai, bahwa ingatlah ada Allah, ada kiamat dan jangan sampai Anda terjebak yang diharamkan Allah.”