2 Saudara Nazaruddin lolos ke Senayan


Reporter : Fariz Fardianto | Senin, 28 April 2014 13:35
2 Saudara Nazaruddin lolos ke Senayan

M Nazaruddin. Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com – Dua saudara dari mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin, yang merupakan terpidana sejumlah kasus korupsi yakni kakak kandung Nasir dan kakak sepupu Rita Zahara lolos ke Senayan atau menjadi legislator.

Berdasarkan hasil rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau yang dihimpun Senin, terdapat 11 orang nama caleg untuk DPR periode 2014-2019 daerah pemilihan (dapil) provinsi setempat.

Kakak kandung Nazaruddin yakni Nasir kembali menjadi caleg untuk DPR melalui partai yang membuat kakaknya terjerat sejumlah kasus korupsi yaitu Partai Demokrat dengan nomor urut 1 pada dapil Riau 2. Dapil Riau 2 meliputi Kabupaten Kampar, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kuantan Singingi yang memiliki jatah sebanyak 5 kursi DPR.

Pada dapil itu, Nasir mendapatkan perolehan sebanyak 48.906 suara dari total 144.354 suara partai atau terbesar keempat di Riau.

Nasir merupakan caleg petahana anggota DPR periode 2009-20014 yang kini duduk pada komisi XI DPR dengan bidang salah satunya masalah keuangan. Akhir tahun lalu ia dikabarkan ribut dengan Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Irgan Chairul Mahfiz.

Dia juga sempat duduk di komisi III DPR yang membidangi masalah hukum, namun dipindah Fraksi Partai Demokrat setelah ketahuan menjenguk adik kandung Nazaruddin yang sedang berada ditahanan di atas pukul 23.00 Wib.

Kemudian kakak iparnya Rita Zahara yang merupakan caleg dengan nomor urut 1 dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk dapil Riau 1 yang berhasil meraih suara terbanyak untuk partai besutan dan calon presiden Gerindra Probowo Subianto.

Dapil Riau 1 meliputi Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kota Pekanbaru dan Kota Dumai yang memiliki jatah sebanyak 6 kursi untuk DPR. Rita sebelum menjadi caleg DPR periode 2014-2019, merupakan mantan anggota DPRD Riau periode 2009-2014 dari Partai Demokrat.

Lima orang lagi di dapil Riau 1 adalah Sutan Sukarnotomo dari Partai Demokrat, kemudian Chairul Anwar dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jon Erizal dari Partai Amanat Nasional (PAN), Tabrani Maamum dari Partai Golkar, Effendi Sianipar dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.

Sedangkan empat orang lagi, pada dapil Riau 2 diisi oleh Idris Laena dari Partai Golkar, Lukman Edy dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nurzahedi alias Eddy Tanjung dari Partai Gerindra dan Marsiaman Siragih dari PDI Perjuangan.Budi Suyanto.

JOKO WIDODO



Jokowi3 copy

 

 

 

 

Joko Widodo atau Jokowi (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961; umur 52 tahun) adalah politikus Indonesia dan Gubernur DKI Jakarta. Ia adalah mantan Wali Kota Surakarta (Solo) dari tahun 2005 sampai 2012 didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota.[4] Dua tahu
n sementara menjalani periode keduanya di Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk memasuki pemilihan Gubernur DKI Jakarta bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).[5]

Walaupun pada masa kecilnya pernah tergusur sebanyak tiga kali,[6] ia mampu diterima di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dan setelah lulus berhasil menjadi pengusaha furnitur.[7] Setelah itu, karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun 2005. Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah kota Surakarta menjadi kota pariwisata, budaya, dan batik.[8] Di bawah kepemimpinannya, bus Batik Solo Trans diperkenalkan,[9] berbagai kawasan seperti Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan,[10] dan Solo menjadi tuan rumah berbagai acara internasional.[10] Selain itu, Jokowi juga dikenal akan pendekatannya dalam merelokasi pedagang kaki lima yang “memanusiakan manusia”.[11] Berkat pencapaiannya ini, pada tahun 2010 ia terpilih lagi dengan suara melebihi 90%.[12] Kemudian, pada tahun 2012, ia dicalonkan oleh PDI-P sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.[5]

Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil memenangkan Pilkada Jakarta 2012, dan kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer untuk seorang pemimpin yang “baru” dan “bersih”, meskipun umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun.[13] Ia akan menjabat selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2017. Selama menjabat sebagai gubernur, ia melancarkan berbagai program seperti Kartu Jakarta Sehat,[14] Kartu Jakarta Pintar,[15] lelang jabatan,[16] pembangunan Angkutan Massal Cepat (MRT) dan Monorel,[17][18] pengembalian fungsi waduk dan sungai,[19] serta penyediaan ruang terbuka hijau.[20]

Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya melambung tinggi dan ia terus menjadi sorotan media.[21] Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum presiden Indonesia 2014. Ditambah lagi, hasil survey menunjukkan bahwa nama Jokowi terus diunggulkan. Pada awalnya, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri menyatakan bahwa ia tidak akan mengumumkan Calon Presiden PDI-P sampai setelah pemilihan umum legislatif 9 April 2014. Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi telah menerima mandat dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden dari PDI-P, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif dan dua hari sebelum kampanye

PILIH PRESIDEN RI YANG TEPAT: Insepar Foundation, untuk peduli dan berbagi.


Salam. Pencinta ‘Irfan.

” samenbundeling van alle revolutionare krachten : Persatukan segenap tenaga revolusioner daripada bangsa Indonesia ini. ” ( Soekarno )

zaman-soekarno-dan-soeharto-tak-ada-kata-maaf-untuk-malaysia

1. Negara/Pemerintah diwajibkan menyediakan fasilitas umum yang mendorong dan mendukung rakyat untuk secara mandiri dan kreatif memenuhi kehidupannya. Sehingga subsidi tetap harus dikedepankan untuk layanan umum tersebut, karena di sinilah bagian penting dari kehadiran pemerintahan dalam satu negara berdaulat. PILIH PRESIDEN YANG MENGEDEPANKAN SUBSIDI UNTUK PENINGKATAN LAYANAN UMUM DARI BERBAGI DIMENSI. ( Insepar Foundation: Peduli & Berbagi, untuk memilih Presiden Indonesia ) .

2. Pemerintah/Presiden RI wajib antidiskriminasi dan menjungjung tinggi persatuan dan kebersamaan termasuk dalam hal pemenuhan hak azasi manusia/rakyat untuk menjalankan hak dan keawajibannya beragama, berkeyakinan, bermahzab, bersekte sesuai dengan pilihan jalan hidupnya. PILIH PRESIDEN YANG MEMILIKI KEKAYAAN BATIN UNTUK MENENTRAMKAN KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA. ( Insepar Foundation: Peduli & Berbagi, untuk memilih Presiden Indonesia ).

3. Seluruh tanah air Indonesia adalah HAK PENUH dari rakyat Indonesia. Sehingga kedaulatan Politik dan ekonomi menjadi sesuatu yang sangat prinsipil dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pembangunan harus dilaksanakan secara merata dan proporsional di seluruh wilayah Indonesia, di seluruh propinsi, di seluruh kota/kabupaten, dan di seluruh wilayah dalan satu propinsi dan kota/kabupaten. Sehingga di setiap sudut wilayah Indonesia akan sejahtera dan berdaulat baik fisik apalagi psikologis dengan semangat nasionalisme. PILIH PRESIDEN YANG PROFESIONAL UNTUK MEMASTIKAN KEKAYAAN NEGARA UNTUK KESEJAHTERAAN BERSAMA. ( Insepar Foundation: Peduli & Berbagi, untuk memilih Presiden Indonesia )

4. Penguatan lembaga-lembaga anti korupsi sebagai benteng terdepan dalam mengamankan kekayaan negara dan keterjaminannya sebesar-besar untuk kesejahteraan rakyat. Perbuatan koruptor sangatlah hina dari berbagai  aspek apalagi dari sudut kultural dan merupakan kejahatan  kemanusiaan. PILIH PRESIDEN  YANG CERDAS, JUJUR, SEDERHANA, DAN MERAKYAT DENGAN MENGEDEPANKAN KETELADAAN  dengan PRIBADI YANG CEMERLANG. ( Insepar Foundation: Peduli & Berbagi, untuk memilih Presiden Indonesia )

 

jokowi

Tausiyah: Solusi memilih pemimpin


DSC_8399

Oleh Ustadz Irfan S Awwas

(Arrahmah.com) – Setiap lima tahun sekali, rakyat Indonesia senantiasa berharap, berdo’a kepada Allah dan berikhtiar melalui Pemilu, agar dapat menemukan sosok pemimpin yang dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Yaitu, menjadi bangsa yang berdaulat, adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, do’a, harapan, dan ikhtiar rakyat Indonesia belum juga terwujud.

Pilpres setiap lima tahun sekali, sampai sekarang ternyata hanya utopia. Presiden terpilih yang datang silih berganti tidak dapat menjalankan amanah konstitusi, gagal memenuhi cita-cita kemerdekaan. Mereka justru menjadi fir’aun-fir’aun kecil yang menjerumuskan rakyatnya ke jalan neraka.

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ (41) وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ (42)

“Kami telah menjadikan Fir’aun dan para pembesarnya sebagai pemimpin yang mengajak manusia ke neraka. Pada hari kiamat kelak, mereka tidak akan mendapatkan penolong dari siksa neraka. Kami timpakan laknat kepada Fir’aun dan para pembesarnya di dunia ini. Pada hari kiamat kelak, mereka termasuk orang-orang yang diadzab di neraka.” (Qs. Al-Qashash, 28: 41-42)

Fir’aun, artinya orang yang lari dari pertolongan Allah Swt. Kepemimpinan Fir’aun, atau Fir’aunisme merupakan contoh buruk penguasa zalim sepanjang masa. Kekuasaannya bersumber pada hawa nafsu, menolak ajaran Allah, tidak memiliki ideologi dan tujuan hidup, selain kesenangan duniawi serta kenikmatan sensual.

Di zaman modern ini, Fir’aunisme merupakan jelmaan dari penguasa dan penindas sekaligus. Seperti disebut dalam Al-Qur’an, gaya kepemimpinan Fir’aunisme suka menyalah gunakan wewenang untuk kepentingan kekuasaannya. Mengadu domba dan memecah belah rakyat, supaya rakyat menjadi lemah dan tidak berani melawan.

Didukung para loyalis dan birokrasi kekuasaan, ia melakukan rekayasa, bila perlu rekapaksa terhadap rakyat guna melanggengkan kekuasaannya. Untuk kepentingan ini, ia tak segan membunuh lawan politiknya secara tak berprikemanusiaan. Inilah karakter dan gaya kepemimpinan yang jahat, warisan raja-raja Fir’aun.

Akibat tragis kekuasaannya yang zalim, maka Fir’aun bersama kroninya dilaknat oleh Allah, ditimpa malapetaka yang dahsyat.

وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (130)

“Kami telah menghukum kaum Fir’aun dengan bencana paceklik dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mau menyadari kesalahannya.” (Qs. Al-A’raaf, 7: 130)

فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ (133)

“Kemudian Kami pun mengirimkan puting beliung, belalang, kutu, katak, dan banjir darah kepada kaum Fir’aun sebagai tanda ancaman Allah yang rinci dan jelas, namun kaum Fir’aun tetap congkak. Sejak dahulu kaum Fir’aun adalah kaum yang suka berbuat dosa.” (Qs. Al-A’raaf, 7: 133)

Dimanapun di dunia ini, apakah di Amerika, Iran, Arab Saudi, Mesir, Pakistan, Rusia, Cina, Israel, Indonesia atau dimana saja, jika seorang penguasa menggunakan kekuasaannya untuk berbuat zalim pada rakyatnya, tidak menaati Allah Swt, sesungguhnya dia telah memosisikan dirinya sebagai musuh Allah. Dan jika penguasa negara telah menjadi musuh Allah, inilah titik bahaya bagi sebuah negara. Selamanya akan menjadi bangsa terlaknat di dunia, dan mendapat adzab di akhirat, sampai mereka bertobat.
Memilih Pemimpin

Pemilu legislatif 9 April 2014, baru saja berlalu. Dan beberapa bulan lagi menghadapi Pilpres. Petualangan Parpol Islam, berakhir sebagai pecundang dan dipecundangi parpol sekuler. Sebagai kekuatan politik, umat Islam Indonesia bukan saja ditindas, dikesampingkan, tapi juga dilumpuhkan. Ibarat kata, eksistensi parpol Islam sekadar aksesoris.

Setelah bencana kekalahan yang terus menerus menerpa, dari pemilu ke pemilu, mungkinkah para aktor politik ini menyadari kesalahannya? Sambil menanti masa suram parpol Islam berlalu, kita berharap janganlah potensi umat Islam dihamburkan untuk tujuan yang tidak berdaya guna. Bercerminlah sejenak pada sabda Rasulullah Saw di bawah ini:

إِنَّ رَبِّي قَالَ : يَا مُحَمَّدُ ، إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ ، وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ ، وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ ، وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا …

“Sesungguhnya Tuhanku telah berfirman: “Bila Aku telah memutuskan sesuatu, maka keputusan itu tidak akan berubah lagi. Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu untuk umatmu, bahwa Aku tidak akan membinasakan mereka dengan menurunkan malapetaka. Aku juga tidak akan menjadikan mereka dikuasai oleh musuh mereka, tetapi mereka akan binasa oleh kekuatan mereka sendiri, dan sekalipun musuh bersatu untuk menghancurkan mereka tidaklah akan berhasil.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan Ahmad dari Tsauban)

Sebagian pengamat mengatakan, kondisi parpol Islam yang terus menerus dipecundangi parpol sekuler, belum pernah menang sepanjang sejarah pemilu di Indonesia; disebabkan jualan agama sudah tidak laku. Parpol sekuler lebih unggul dalam strategi penggalangan massa dan pengalaman berpolitik mereka jauh lebih hebat.

Namun, menurut logika akal sehat tidaklah demikian. Siasat lawan politiknya tidak akan berhasil bilamana parpol Islam tetap konsisten berpegang pada agama Allah dalam mengemban misi politiknya. Tidak perlu khawatir akan dikuasai oleh musuh-musuhnya, selama mereka benar-benar mampu mengendalikan hawa nafsunya dan melaksanakan Syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Jika ternyata kaum muslimin dapat dikalahkan atau dilumpuhkan secara politik, itu semata-mata akibat kelalaian dan pengingkaran terhadap Syariat Islam. Sebab yang membuat kaum muslimin kuat adalah komitmen dan konsistensi mereka dalam menjalankan Islam sehari-hari, sehingga segala makar dan tipu muslihat musuh untuk melemahkan mereka tidak akan berpengaruh apa-apa. Sesungguhnya Allah Swt. telah menegaskan, umat Islam tidak akan dapat dikuasai dan dibinasakan oleh musuh-musuhnya, tetapi mereka akan hancur oleh ulah dan kesalahannya sendiri.

Dengarlah wasiat Khalifah ‘Umar Bin Khattab RA kepada panglima perang Sa’ad bin Abi Waqqash RA saat akan berjihad melawan pasukan Persia dalam peperangan Qadisiyah yang terjadi pada tahun 14 H / 636 M.

“Aku memerintahkanmu dan seluruh anggota pasukanmu untuk bertakwa kepada Allah dalam setiap keadaan, karena taqwa kepada Allah adalah senjata yang paling kuat dan strategi yang paling jitu untuk mengalahkan musuhmu dalam peperangan. Dan aku memerintahkanmu beserta seluruh anggota pasukanmu untuk berhati hati terhadap perbuatan maksiat, lebih dari kehati-hatian kalian terhadap musuh, karena kemaksiatan tentara Islam lebih aku khawatirkan daripada pasukan musuh.

Sesungguhnya pasukan muslimin diberi pertolongan oleh sebab musuh-musuhnya yang berbuat kemaksiatan kepada Allah. Jika bukan karena itu, niscaya kita tidak akan berdaya menghadapi pasukan musuh, karena jumlah kita tak sebanding dengan jumlah pasukan musuh, persenjataan kita lebih sedikit dibandingkan persenjataan musuh. Jika kita tidak berbuat maksiat, maka kita akan menang, karena kemenangan kita bukan karena kekuatan kita. Tapi karena pertolongan Allah.

Dan ketahuilah, selama perjalanan kalian, Allah mengirim para malaikat hafadzah yang akan mengawasi. Maka teruslah merasa malu kepada mereka. Janganlah kalian bermaksiat kepada Allah, padahal kalian sedang berada di jalanNya.

Janganlah kalian berkata bahwa kalian pasti menang karena musuh pasti lebih buruk dari kalian, sehingga mereka tidak akan mungkin menguasai kalian. Boleh jadi suatu kaum dikuasai oleh kaum yang buruk, sebagaimana Bani Israil yang dikuasai kaum Majusi. Karena Bani Israil telah melakukan hal-hal yang membuat Allah murka.

Mohonlah kepada Allah agar menolong kalian melawan hawa nafsu kalian, sebagaimana kalian juga memohon pertolongan dari Allah dalam melawan musuh-musuh kalian.”
Lalu apa kesalahan parpol Islam, sehingga umat Islam ikut menanggung malu dan merasakan akibat buruk dari kesalahan ini? Kesalahan terbesarnya adalah tidak adanya komitmen yang tegas dan loyalitas yang jelas terhadap Islam.

Dalam hal ini parpol Islam bahkan tidak segan-segan mengkhianati konstituennya. Menolak memperjuangkan Syariat Islam, bahkan menghilangkan asas Islam dan tidak mau disebut parpol Islam, padahal basisnya konstituen Muslim serta didukung ormas Islam. Bukankah ini berarti berkhianat pada konstituennya sendiri?

Selain itu, kegemaran mereka untuk bertengkar dan saling melemahkan. Pada gilirannya, masing-masing parpol Islam lebih happy berkoalisi dengan parpol sekuler dan lebih memilih dipimpin oleh pemimpin sekuler daripada dipimpin di bawah bendera Islam.
Menurut statistik, penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, tapi mengapa tidak berpengaruh dalam perolehan suara parpol Islam? Hitung-hitungan mayoritas umat Islam di Indonesia, bukanlah berdasarkan kualitas, melainkan jumlah yang tertera dalam KTP.

Oleh karena itu, klaim umat Islam hanya yang memilih parpol Islam saja, sudah tidak relevan lagi. Bukan berarti membenarkan sikap parpol yang bersifat terbuka, non sektarian dan alasan-alasan oportunis lainnya. Tetapi semua yang mengaku beragama Islam, apapun parpol dan ormasnya, berkewajiban menunjukkan komitmennya terhadap agamanya, untuk hidup dan mencari penghidupan berdasarkan syariat Islam. Mereka tidak boleh sekadar Muslim demografi, sekadar Muslim KTP; atau Islam geografi, karena tinggal di wilayah mayoritas Islam.

Dalam Pilpres nanti, yang bebas dan rahasia itu, demi kemaslahatan bangsa Indonesia seluruhnya, maka lepaskan jubah organisasi, lepaskan pula baju parpol. Selama mengaku beragama Islam wajib baginya memilih pemimpin sesuai yang diajarkan agamanya.

Sebagai ilustrasi, orang Amerika sudah tentu tidak akan rela dipimpin orang Iran. Begitupun bangsa Rusia tidak akan mau diperintah orang Pakistan, pemerintah komunis China pasti menolak dipimpin orang Mesir. Begitulah semestinya, orang Islam tidak akan mau dipimpin oleh mereka yang membenci dan menolak ajaran Islam.

Seperti apakah pemimpin yang seharusnya dipilih menjadi Presiden RI, negara yang berdasarkan Ketuhanan YME, demi keselamatan di dunia dan akhirat kita? Inilah petunjuk Al-Qur’an dalam memilih pemimpin:

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ (73)

“Kami jadikan masing-masing mereka sebagai pemimpin yang memberikan petunjuk kepada manusia dengan izin Kami. Kami perintahkan kepada mereka untuk melakukan amal-amal shalih, menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Mereka semua senantiasa taat kepada Allah.” (Qs. Al-Anbiyaa, 21: 73)

Bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin negara yang mampu membimbing rakyatnya ke arah kebaikan, menjalankan roda kekuasaannya di bawah bimbingan kitab suci Al-Qur’an. Seorang pemimpin yang peduli nasib rakyatnya, tidak korup, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, dan memiliki integritas dengan ditopang kekuatan akhlak. Semua persyaratan ini demi kemaslahatan seluruh bangsa Indonesia.

Pertanyaannya, apakah bangsa Indonesia memiliki stok pemimpin dengan karakter dan integritas sebagaimana ayat di atas? Alangkah sukarnya mencari tokoh Islam yang bisa menjadi uswatun hasanah. Kebanyakan mereka hanya pandai melukis Islam di bibir, tapi mengotorinya dalam perbuatan. Tidak sedikit dari mereka yang dianggap tokoh Islam, pandai berkata tapi tidak berbuat apa-apa, bahkan menjadi alat propaganda negara lain.

Jika belum ada, sebaiknya rakyat Indonesia bersabar dan mempersiapkan capres untuk lima tahun mendatang. Apabila pada Pilpres 2014 diprediksi pemenangnya adalah capres yang tidak memenuhi aspirasi Qur’ani di atas, maka UU Pemilu menjamin kebebasan untuk memilih atau tidak memilih.

Firman Allah SWT:

قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الْأَرْضَ لِلهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ (128) قَالُوا أُوذِينَا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَأْتِيَنَا وَمِنْ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا قَالَ عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ (129)

“Musa berkata kepada kaumnya: “Wahai kaumku, mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi ini semua milik Allah, dan diwariskan-Nya kepada siapa yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan balasan yang baik akan diberikan kepada orang-orang yang taat kepada Allah.” Kaum Musa berkata kepada Musa: “Wahai Musa, sebelum kamu datang kepada kami, kami telah teraniaya, begitu juga setelah kamu datang.” Musa berkata: “Wahai kaumku, semoga Tuhan kalian membinasakan musuh kalian dan menjadikan kalian sebagai penggantinya untuk mengatur negeri ini. Allah akan menguji bagaimana kalian mengatur negeri ini.”” (Qs. Al-A’raaf, 7: 128-129)

Wallahu a’lam bis shawab!

Jogjakarta, 19 April 2014.

(Ukasyah/arrahmah.com
– See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/tausiyah-solusi-memilih-pemimpin.html#sthash.v5j4RR0Q.dpuf

Gerindra: Ajaran Syiah harus dikaji, tidak seenaknya memaki Sahabat Nabi atas nama demokrasi


emokrasi

Sabtu, 25 Jumadil Akhir 1435 H / 26 April 2014 08:37

Gerindra: Ajaran Syiah harus dikaji, tidak seenaknya memaki Sahabat Nabi atas nama demokrasi

Fadli Zon

JAKARTA (Arrahmah.com) – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menegaskan, ajaran Syiah harus dikaji oleh lembaga seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU). Kalau sesat, tegaskan bahwa itu sesat. Sehingga tidak menimbulkan polemik yang memicu konflik horizontal.

Hal ini ditegaskan Fadli Zon, menanggapi pertanyaan wartawan di Jakarta, atas manifesto Gerindra dalam Bidang Agama, yang redaksinya menyebutkan: “Pemerintah/negara wajib mengatur kebebasan di dalam menjalankan agama atau kepercayaan. Negara juga dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui oleh negara dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama.” (Halaman 40 dari manifesto Gerindra).

Fadli menjelaskan, jika Gerindra memimpin, maka Gerindra akan meminta lembaga-lembaga seperti MUI, Muhammadiyah, NU, dan lembaga lainnya yang berkompeten dalam agama, untuk mengkaji ajaran Syiah, hasil kajian akan diambil kesimpulan dan dikeluarkan regulasi.

“Karena tidak bisa seenaknya memaki Ummul Mukminin Aisyah atas nama demokrasi. Juga Umar bin Khatthab dan para sahabat.” Tegas Fadli.

Dia mengakui, ajaran Syiah termasuk mengundang keresahan di masyarakat Indonesia. Maka itu penting untuk melakukan kajian, karena kata dia mungkin di antara Syiah itu juga ada yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

“Makanya kajian itu penting. Kalau lembaga-lembaga tersebut mengatakan sesat, ya sesat. Kemurnian ajaran harus dijaga,” tegasnya lagi.

Karena kalau kebebasan agama dijalankan dengan alasan demokrasi, tanpa peduli pada kemurnian agama, maka akan muncul nabi-nabi baru. Seenaknya orang mengaku nabi begitu saja. “Mau jadi apa masyarakat nanti, tentunya akan menimbulkan konflik horizontal. Kalau setiap saat akan ada nabi baru,” jelasnya.

Dalam manifesto Gerinda itu, lanjutnya, bukan hanya masalah Syiah, tapi juga masalah Ahmadiyah. Kalau sekiranya lembaga-lembaga yang berkompeten mengatakan sesat maka ia sesat, sebab ada juga Ahmadiyah yang ajarannya biasa-biasa saja, tidak mengakui Gulam Ahmad sebagai Nabi. “Begitu juga Hindu, Budha, dan Kristen,” katanya.

Ia menjelaskan, tidak ada intervensi dalam menjalankan ritual agama, tapi menjaga kemurnian agama, karena ajaran-ajaran sesat telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Menurutnya, selama ini cukup banyak sekte-sekte yang dinilai menyimpang bahkan menista agama yang ada. Ia menyontohkan sekte agama pimpinan Lia Eden, sekte-sekte agama yang pimpinannya mengaku nabi, atau semacam sekte Kristen di Indonesia yang sudah dilarang pemerintah awal tahun 1980 yakni Children Of God, atau semacam sekte di Amerika Serikat pimpinan David Koresh yang menggelar bunuh diri massal. “Kan kita gak mau sekte-sekte seperti ini muncul di negara ini,” imbuh Fadli.

Namun ditegaskan Fadli, pihaknya tak mau menggunakan cara-cara kekerasan dalam menertibkan sekte-sekte yang dinilai sesat. Menurutnya, pihaknya kalau memerintah di negara ini akan sebatas menjadi fasilitator atas lembaga – lembaga agama yang resmi di Indonesia, selanjutnya lembaga agama resmi itu yang akan memutuskan apakah sekte itu salah atau benar.

“Kalau di Kristen, ada KWI dan PGI, maka mereka yang akan mengupas dan menentukan kalau ada sekte di Kristen yang diduga sesat. Kalau di Islam ada MUI, maka MUI yang memutuskan apakah Syiah atau Ahmadiyah itu sesat atau tidak. Kami sebagai pemerintah memfasilitasinya saja. Kalau ternyata keputusannya adalah sesat maka harus diperbaiki mereka itu tanpa kekerasan,” pungkasnya.

Fadli Zon termasuk orang yang menyusun Manifesto Gerindra pada tahun 2008 silam. Manifesto tersebut termasuk dasar Partai Gerindra dalam kepemimpinan nantinya, jika berkuasa. (*)

(azm/arrahmah.com)

– See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/04/26/gerindra-ajaran-syiah-harus-dikaji-tidak-seenaknya-memaki-sahabat-nabi-atas-nama-demokrasi.html#sthash.LJmb7J9J.dpuf

Aceng Fikri Masuk Senayan, Jadi Anggota DPD adalah Suara Rakyat


Newswire Kamis, 24/04/2014
Aceng HM Fikri/Jibiphoto

Jibiphoto
Aceng HM Fikri

Kabar24.com, JAKARTA – Aceng Fikri, Bupati Garut yang diberhentikan karena menikah siri menegaskan terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) utusan Jawa Barat merupakan suara rakyat hasil pemilihan umum 2014.

“Ini (kemenangan menjadi anggota DPD) adalah suara rakyat,” kata Aceng HM Fikri di kediamannya Kampung Copong, Kabupaten Garut, Kamis (24/4).

Menurut dia, peringkat ketiga perolehan suara dalam pemilihan DPD merupakan realita politik yang harus diterima hasilnya oleh semua pihak.

“Hari ini sebagai realita dan bukti, ini adalah fakta politik yang harus terima,” katanya.

Persoalan kasus nikah siri hingga memberhentikan jabatan Bupati Garut, kata Aceng, bukan hambatan atau menjadi penghalang untuk rakyat memilih.

Menurut dia, masyarakat sudah dewasa untuk memahami berbagai persoalan sebenarnya yang menimpa Aceng HM Fikri diberhentikan sebagai Bupati Garut.

“Masyarakat lebih dewasa lebih memahami dan mengerti sesungguhnya persoalan yang terjadi tahun-tahun lalu,” kata Aceng.

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat telah menggelar rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu 2014, yang berakhir, Rabu (23/4) malam.

Perolehan suara pemilihan DPD utusan Jawa Barat, Aceng HM Fikri meraih peringkat ketiga degan jumlah 1.139.556 suara. Peringkat pertama raihan suara terbanyak oleh artis komedi, Oni mendapatkan 2.167.485 suara.

Selanjutnya peringkat kedua Eni Sumarni dengan raihan 2.171.830 suara dan ke-empat Ayi Hambali meraih 1.032.465 suara. (Antara)

Editor: Bambang Supriyanto

Politik uang di Pemilu, rakyat berani lapor tapi ogah jadi saksi


Reporter : Jatmiko Adhi Ramadhan | Sabtu, 26 April 2014 13:31
 Politik uang di Pemilu, rakyat berani lapor tapi ogah jadi saksi

ilustrasi korupsi. ©2013 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

 Merdeka.com – Dalam pelaksanaan pemilu kemarin tercatat banyak pelanggaran yang dilakukan penyelenggara dan peserta termasuk caleg. Hal itu diakui oleh komisioner Bawaslu Nasrullah.
Ia mengaku telah menerima banyak laporan kecurangan tersebut. Menurutnya, total kasus politik uang ada 85 kasus. Namun yang diproses hukum hanya 40 kasus.

Ia mengatakan, laporan terjadinya kecurangan berasal dari masyarakat. Namun yang menjadi persoalan, masyarakat tak mau menjadi saksi.

“Masyarakat sudah mulai berani namun hambatan yang kami hadapi saat menuntaskan politik uang adalah karena masyarakat tidak mau menjadi saksi mungkin karena adanya intimidasi, ketakutan. Jadi kita hanya bisa serahkan ke pengadilan,” ujar Nasrullah dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (26/4).

Saat ini Bawaslu hanya bisa melakukan upaya korektif dan penegakan hukum setelah hasil rekapitulasi selesai untuk menghindari adanya dugaan penggelembungan suara.

“Saat ini kita hanya bisa melakukan upaya korektif dan penegakan hukumnya kalau korektif dilakukan secara administratif, kita mensingkronkan jumlah suara yang tercatat dengan jumlah suara yang ada di lapangan,” pungkasnya.

Jokowi tegur warga yang tertawa di lokasi kebakaran Pasar Senen


Reporter : Fikri Faqih | Sabtu, 26 April 2014 17:05
 
Jokowi tegur warga yang tertawa di lokasi kebakaran Pasar Senen

Jokowi di Pasar Senen. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melakukan pemantauan di lokasi kebakaran Unit Pasar Besar (UPB) Pasar Senen, Jakarta Pusat. Ia sempat meninjau lantai dua dan tiga UPB Pasar Senen Blok Tiga.

Tanpa menggunakan alat pengaman, ia meninjau lokasi kebakaran. Hanya dengan mengenakan pakaian dinasnya, kemeja putih dan celana panjang bahan hitam, Jokowi memasuki lokasi kebakaran.

Usai meninjau, Jokowi menegur warga yang mengikutinya karena tertawa di lokasi musibah.

“Kebakaran kok malah ketawa,” tegas Jokowi, di UPB Pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4).

Seperti diketahui, Blok 3 Pasar Senen kemarin ludes terbakar. Jokowi sempat meninjau langsung kemarin dan disusul kemudian oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

WASIAT SUFI AYATULLAH KHOMEINI


banner-ramadhan

” Akrabkan dirimu dengan Al-Quran, kitab -agungpengetahuan ini, meskipun hanya dalam bentuk membacanya. Dengan demikian, engkau telah membangun hubungan dengan Yang Terkasih. Jangan berpikir bahwa membaca saja tanpa pemahaman adalah tak ada gunanya. Kesan seperti itu adalah hasutan setan. Bukankah ini adalah kitab yang datang dari Yang Terkasih untuk semua orang. Surat dari Yang Terkasih amatlah indah meskipun si pencinta tak tahu maknanya. Dengan hasrat seperti itu, cinta Yang Terkasih, yang adalah kebaikan  tertinggi, akan menyapa, dan siapa tahu, Dia mengulurkan tangannya. Bahkan, jika kita harus bersujud sepanjang umur kita, sebagai tanda terima kasih karena memiliki Al-Quran sebagai kitab suci kita, itu masih tak mencukupi.”

Nowruz, Warisan Budaya Dunia


 

 

 

 

 

 

 

 

Setiap tahun rakyat Iran bersuka cita menyambut  kedatangan tahun baru Nowruz. Selain bangsa Iran, perayaan tahun baru ini diperingati di Azerbaijan, Afganistan, Pakistan, beberapa bagian India, dan juga suku Kurdi. Selain itu, tradisi menyambut tahun baru Nowruz juga dirayakan di Asia Tengah, Turki, dan tempat-tempat lain di mana budaya Persia pernah berpengaruh di zaman dahulu.

 

Norouz adalah perayaan awal musim semi dan awal Kalender Persia. Nowruz adalah hari pertama bulan Farvardin, bulan pertama dari kalender Persia. Biasanya jatuh pada tanggal 21 Maret, tapi bisa juga terjadi pada tanggal 20 Maret atau 22 Maret menurut kalender Gregorian. Masyarakat yang tinggal di negara dengan empat musim merasakan perubahan cuaca dan pergantian musim, yaitu 21 Maret permulaan musim semi, 22 Juni awal musim panas, 23 September kedatangan musim gugur, dan 23 Desember dimulainya musim dingin. Namun, kedatangan tiga musim lain tidak dirayakan di Iran seperti peringatan Nowruz. Hari Nowruz Internasional tercatat dalam Daftar Warisan Budaya Tak benda UNESCO.

Peringatan Tahun Baru Nowruz telah dilakukan di Iran sejak ribuan tahun lalu yang dirayakan oleh para kaisar dan raja Iran pada masa pra-Islam. Peringatan Nowruz telah dirayakan secara turun-temurun selama 3.000 tahun silam. Bahkan beberapa ilmuwan menuturkan bahwa Nowruz sudah berusia 7.000 tahun. Bukan hanya negara-negara Asia Tengah namun juga Eropa Timur, Timur Tengah, dan Asia Selatan.

Perayaan Tahun Baru Hijriyah Syamsiah Nowrouz masuk daftar warisan budaya tak benda PBB. Pada tanggal 21 Maret 2013, untuk pertama kalinya dinamakan sebagai “Hari Nowruz Sedunia”.  Perayaan Nowruz yang digelar setiap tahun dengan berbagai tradisi yang beragam membawa pesan harapan akan perdamaian, persahabatan dan kebahagiaan bagi jutaan manusia di seluruh penjuru dunia.

Perayaan Nowruz yang digelar di Iran, Kaukasus, Asia Tengah dan negara-negara di Timur Tengah lainnya menjadi sebuah momentum bagi masyarakat internasional untuk mengenal lebih mendalam tentang budaya Nouruz. Perayaan Nouruz yang digelar setiap tahun dengan berbagai tradisi yang beragam membawa pesan harapan akan perdamaian, persahabatan dan kebahagiaan bagi jutaan manusia di seluruh dunia.

Tradisi Nouruz sejak dahulu hingga kini masih lestari. Salah satu tradisi itu adalah membersihkan seluruh rumah atau disebut dengan “Khaneh Tekani”. Khaneh tekani adalah istilah bagi masyarakat Iran untuk membersihkan dan menata kembali rumahnya dengan rapi. Mulai dari membersihkan dinding rumah, mencuci seluruh karpet, sofa sampai membongkar dan merapikan lemari-lemari pakaian dan kabinet-kabinet dapur. Tradisi khaneh tekani ini dilakukan secara bersamaan oleh anggota keluarga. Dengan kondisi rumah dan perabot rumah dalam keadaan bersih dan rapi, bangsa Iran memulai tahun barunya dengan suasana yang baru.

Pada 10 hari atau tujuh hari menjelang Nouruz, mayarakat Iran mempunyai tradisi menanam benih seperti gandum dan kacang hijau di pot-pot kecil dan besar atau di guci-guci keramik supaya di hari pergantian tahun nanti benih-benih tersebut dapat diletakkan di Sufreh Haft Sin (Taplak Tujuh Sin). Selain itu, berbagai pohon muda dan bunga yang sesuai dengan musim semi akan ditanam di kebun atau taman rumah. Adanya hijau-hijauan dan bunga segar selain menandakan datangnya musim semi dan keindahan alam juga membawa keindahan dan kesegaran di sekitar rumah.

Selain itu, membantu orang-orang yang tidak mampu merupakan bagian dari tradisi masyarakat Iran dalam menyambut tahun baru. Setiap tahun menjelang Nouruz, dilakukan gerakan massal membantu orang-orang yang membutuhkan. Masyarakat Iran meyakini bahwa membantu menyelesaikan masalah orang lain khususnya di hari-hari akhir tahun adalah perbuatan yang sangat bernilai, mulia dan terpuji di mana setiap Muslim yang melakukannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Masyarakat Iran di akhir tahun berusaha membantu orang-orang tak mampu dan berbagi kebahagiaan dengan mereka. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, mereka bekerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah dan masyarakat. Sebagai contohnya, sepekan sebelum tahun baru, masyarakat Iran merayakan pesta kasih sayang atau disebut dengan “Jashn  Atefe“.

Jashn Atefe diselenggarakan dengan cara membuka berbagai stand-stand di setiap bundaran kota dan perempatan jalan dengan menyajikan kotak-kotak bantuan bagi para dermawan. Para dermawan menyumbangkan uang dan pakaian untuk kaum papa supaya mereka juga dapat merayakan tahun baru dengan bahagia. Sumbangan ini dikoordinasi salah satunya oleh “Komite Emdad Imam Khomeini”, yaitu sebuah lembaga yang didirikan atas instruksi langsung Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini pada tanggal 5 April 1979. Komite Emdad inilah yang mengumpulkan sumbangan-sumbangan masyarakat Iran dan membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan.

Di detik-detik dimulainya tahun baru, masyarakat Iran di seluruh penjuru dunia duduk mengelilingi Sufreh Haft Sindan memulai tahun baru dalam suasana bahagia dan kasih sayang. Membuka Sufreh Haft Sin adalah salah satu momen indah Nouruz dan simbol kegembiraan dan sekaligus sebagai sarana berkumpulnya keluarga di detik-detik menjelang tahun baru.

Barang-barang yang disajikan di atas Sufreh Haft Sin memiliki awal kata dengan huruf Sin yang terdiri dari: Sir (bawang putih), Sib (apel), Sabzeh (tumbuhan hijau), Senjed (sejenis buah semak),Serkeh (cuka), Samanu (makanan/bubur terbuat dari kuncup gandum ), Somagh (nama sebuah tanaman). Sufreh tersebut dihiasi puladengan al-Quran, cermin, lilin, bunga hidup,  ikan emas, telur,  kurma, dan uang logam. Masing-masing dari benda-benda ini memiliki simbol dan makna tertentu. Cabang-cabang cemara, bunga lavender dan mawar adalah bagian lain dari Sufreh Haft Sin sebagai pengabar datangnya musim semi. Manisan dan permen juga termasuk bagian dari sufreh tersebut. Sementara adanya kitab suci al-Quran di atas Sufreh Haft Sin memberikan suasana spiritual tersendiri.(IRIB Indonesia)

Tags: